Pages

Jangan lupa Kritik dan Saran

Senin, 20 Desember 2010

FRONT

Menganalisis front merupakan suatu metode identifikasi front pada suatu wilayah dimana wilayah tersebut merupakan tempat pertemuan massa udara yang berbeda karakteristik dan kekuatan. Analisis front dapat dilakukan secara manual dengan bantuan peta isoplet dan juga dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan citra satelit dan perangkat lunak meteorologi.
Front merupakan suatu wilayah atau tempat pertemuan antara dua massa udara yang memiliki perbedaan fisik dan kekuatannya. Biasanya, front terjadi di daerah lintang tinggi sekitar 66.5o lintang utara atau selatan. Pada awal pembentukannya, perkembangan hingga penguatan front dikenal dengan istilah frontogenesis. Sedangkan pada fase akhir pelenyapan atau penghancuran front dikenal dengan istilah frontolisis.
         Secara umum front dapat dibedakan atas lima jenis yaitu front panas (warm front), front dingin (cold front), front campuran (occluded front), front stasioner (stationary front) dan siklon frontal. Klasifikasi front ini didasarkan pada temperatur udara dan dominasi udara yang terjadi
 
Analisis front sangat bermanfaat terutama untuk mempelajari fenomena cuaca yang mungkin terjadi dalam suatu wilayah. Dengan mengetahui jenis front yang terjadi maka kita dapat melakukan tindakan mitigasi untuk mencegah terjadinya keruskan akibat fenomena cuaca yang terjadi. Analisis front akan menjadi akurat jika kita mampu menganalisis proses terbentuknya front dari berbagai parameter unsur cuaca yang terjadi waktu lampau dan saat pengamatam. 
 
Pemahaman yang mendalam mengenai analisis front juga akan membantu kita untuk melakukan forecasting kondisi cuaca. Mampu menganalisis peta isoplet dan peta sinoptik untuk menentukan garis-garis front, Mampu mengidentifikasi jenis front berdaarakan parameter unsur-unsur cuaca, Membedakan dan mengetahui jenis-jenis dan karakterisitk front, Mampu menjelaskan pengaruh front terhadap kondisi cuaca dan iklim suatu wilayah. Diharapkan setelah membaca tulisan ini, mahasiswa atau pembaca dapat menjadi seorang yang paham dalam analisis cuaca khususnya peristiwa frontogenisis dan frontolisis. 

Deskripsi Umum Front
Front adalah suatu wilayah pada posisi astronomis tertentu (biasanya sekitar lintang tinggi 66.5o LU/LS), dikenal sebagai wilayah transisi, suatu lokasi pertemuan dua massa udara yang memiliki karakter yang berbeda baik secara fisik maupun magnitude. Secara sederhana front dapat diartikan sebagai daerah perbatasan rempat bertemunya dua massa udara. Adanya front mengakibatkan cuaca sangat mudah berubah dan menyebabkan bayak terjadinya awan dan hujan. Awal pembentukan dari front ini sering disebut dengan Frontogenesis dan fase akhir pelenyapannya dikenal sebagai Frontolisis. 
 
Analisis front dapat dilakukan secara manual dan otomatis dengan bantuan perangkat lunak dan komputer. Analisis front secara manual biasanya dengan menggunakan peta sinoptik. Dengan memperhatikan unsur-unsur cuaca yang ada pada peta seperti tekanan, suhu udara, jenis awan, titik embun dan unsur lainnya kita dapat menentukan daerah terjadinya front. Analisis front secara otomatis biasanya dengan bantuan perangkat lunak dan data citraan satelit. Kemajuan teknologi mampu menentukan titik atau posisi terjadinya front secara akurat dalam tiga dimensi rauang dan waktu, tentu saja analisis front secara otomatis akan lebih memudahkan dalam proses analisis. 
 
Analisis front dapat dilakukan secara manual dan otomatis dengan bantuan perangkat lunak dan komputer. Analisis front secara manual biasanya dengan menggunakan peta sinoptik. Dengan memperhatikan unsur-unsur cuaca yang ada pada peta seperti tekanan, suhu udara, jenis awan, titik embun dan unsur lainnya kita dapat menentukan daerah terjadinya front. Analisis front secara otomatis biasanya dengan bantuan perangkat lunak dan data citraan satelit. Kemajuan teknologi mampu menentukan titik atau posisi terjadinya front secara akurat dalam tiga dimensi rauang dan waktu, tentu saja analisis front secara otomatis akan lebih memudahkan dalam proses analisi. 
 
Karakteristik Front (General Describtion)
Front mempunyai ciri-ciri yang khusus, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sepanjang garis front terjadi angin yang bergerak dari arah yang berlawanan
2. Perbedaan suhu yang tajam
Cuaca yang buruk seperti hujan badai selama 2      jam pada front dingin, serta hujan gerimis selama 2 hari pada front panas. Pada awal pembentukan front terjadi kabut.
4. Pada lokasi sekitar front beda suhu udara T dan Td sangat kecil, bahkan hampir sama.Garis isobar mengalami patahan, dan pada patahan tersebut terjadi siklon.

    Ciri-ciri front (www.books.google.co.id
     
         Kriteria yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu front di permukaan pada peta cuaca (Ahrens, 2007) :
    1. Tajamnya perubahan suhu pada jarak yang relatif dekat, 
    2. Perubahan pada kelembaban udara (ditunjukkan oleh perubahan suhu titik embun), 
    3. Perubahan pada arah angin,
    4. Tekanan udara dan perubahan tekanannya, 
    5. Awan dan pola presipitasi.

    Dalam suatu Front atau konvergensi massa udara, udara mengalami deformasi kompresi. Adapun tahap – tahap deformasinya biasa dibagi ke dalam empat tingkat, yaitu : Tingkat normal Udara Kutub dari utara dan udara tropis dari selatan saling bertemu. 
    1. Tingkat Deformasi 
    2. Suatu putaran udara terjadi, arahnya berlawanan jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan. 
    3. Tingkat deformasi frontal
                Bidang front (diskontinuitas) terdeformasi kuat sehingga massa udara terbelah dan udara panas terjepit diantara udara dingin. Udara dingin menghujam di bawah udara panas, kemudian udara panas naik ke udara atas yang lebih tinggi dalam bidang miring dimana disepanjang bidang Front panas akan terbentuk awan – awan Cirrus, Altostratus dan Altocumulus. Disepanjang bidang Front dingin udara panas bersinggungan dengan udara dingin menyebabkan tidak stabil sehingga udara panas naik dengan cepat dan menumbuhkan awan – awan konvektif Cumulus, Cumulus Congestus dan Cumulonimbus. Front dingin inilah yang menyebabkan hujan lebat, badai guruh dan hujan es. 
     
    Tingkat Occlusion
    Front dingin akan bergerak lebih cepat di bandingkan dengan Front panas. Front dingin akan mengejar Front panas dan menutup jalannya dengan cara menyatukan kedua Front yang akhirnya akan kabur dan kemudian mati (Occlusion). Dalam suatu Front atau konvergensi massa udara, udara mengalami deformasi kompresi. 

    Adapun tahap – tahap deformasinya biasa dibagi ke dalam empat tingkat, yaitu:  Tingkat normal Udara Kutub dari utara dan udara tropis dari selatan saling bertemu, Tingkat Deformasi, Suatu putaran udara terjadi, arahnya berlawanan jarum  jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan, Tingkat deformasi frontal.
               Bidang front (diskontinuitas) terdeformasi kuat sehingga massa udara terbelah dan udara panas terjepit diantara udara dingin. Udara dingin menghujam di bawah udara panas, kemudian udara panas naik ke udara atas yang lebih tinggi dalam bidang miring dimana disepanjang bidang Front panas akan terbentuk awan – awan Cirrus, Altostratus dan Altocumulus. Disepanjang bidang Front dingin udara panas bersinggungan dengan udara dingin menyebabkan tidak stabil sehingga udara panas naik dengan cepat dan menumbuhkan awan – awan konvektif Cumulus, Cumulus Congestus dan Cumulonimbus. Front dingin inilah yang menyebabkan hujan lebat, badai guruh dan hujan es.


    Tingkat Occlusion
                 Front dingin akan bergerak lebih cepat di bandingkan dengan Front panas. Front dingin akan mengejar Front panas dan menutup jalannya dengan cara menyatukan kedua Front yang akhirnya akan kabur dan kemudian mati (Occlusion).

    Masing-masing front ini mempunyai ciri yang berbeda-beda sesuai dengan jenis awannya masing-masing serta jenis massa udaranya. Karakteristik front dingin berbeda dengan front panas. Apabila terjadi front dingin, daerah tersebut akan mengalami hujan deras dan badai yang biasanya disertai dengan petir dan kilat, sedangkan pada front panas yang terjadi adalah gerimis yang berkepanjangan. Dengan menggunakan simbol-simbol yang ada pada peta sinoptik, pengamat dapat menganilisis bilamana terjadi front di daerah tersebut. 
     
    Berdasarkan jenis awan yang ada, dapat terlihat front yang terbentuk, karena setiap jenis awan yang tebentuk dapat dijadikan parameter dalam penentuan jenis front sehingga dapat dianalisis dan informasinya bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat. Analisis tersebut dapat mencakup lama badai atau


    Klasifikasi Front
    Secara umum dan berdasarkan sifat, suhu perkembangan udara atau dominansinya, front dapat dibagi menjadi empat , yaitu front panas, front dingin, front stationer, dan front campuran. Namun pada beberapa kasus khusus front dibagi menjadi lima yaitu dengan adanya tambahan siklon frontal. Masing-masing front ini mempunyai ciri yang berbeda-beda sesuai dengan jenis awannya masing- masing serta jenis massa udaranya.
    Masing-masing front ini mempunyai ciri yang berbeda-beda sesuai dengan jenis awannya masing-masing serta jenis massa udaranya. Karakteristik front dingin berbeda dengan front panas. Apabila terjadi front dingin, daerah tersebut akan mengalami hujan deras dan badai yang biasanya disertai dengan petir dan kilat, sedangkan pada front panas yang terjadi adalah gerimis yang berkepanjangan. Dengan menggunakan simbol-simbol yang ada pada peta sinoptik, pengamat dapat menganilisis bilamana terjadi front di daerah tersebut. Berdasarkan jenis awan yang ada, dapat terlihat front yang terbentuk, karena setiap jenis awan yang tebentuk dapat dijadikan parameter dalam penentuan jenis front sehingga dapat dianalisis dan informasinya bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat. Analisis tersebut dapat mencakup lama badai atau gerimis berlangsung serta karakteristik dari fenomena tersebut sehingga antisipasi  dapat dilakukan. 
    Untuk melakukan analisis front maka kita harus mengkaji dan memahami lebih dalam mengenai karaketer atau ciri-ciri dari front, hal ini akan sangat membantu kita dalam indentifikasi front dan penentuan wilayah yang akan terkena dampaknya. 
    1. Front Panas (Warm front)
            Front panas terjadi apabila massa udara panas menggilas massa udara dingin. Proses terjadinya front ini seperti udara yang naik di pegunungan sehingga akan terbentuk kabut dan seringkali menimbulkan hujan gerimis berkepanjangan. Awan-awan yang terbentuk pada saat front panas ini adalah awan Cirrus, Cirocumulus, Cirrostratus, Altocumulus, dan Altostratus. Pada saat front panas berlangsung, terjadi hujan gerimis dalam waktu yang lama sekitar 2-3 hari. Pada peta cuaca, posisi permukaan front dingin ditandai dengan garis dengan simbol segitiga yang berwarna biru, yang ditempatkan pada tepi terdepan massa udara dingin. (David Roth, 2006). Proses terjadinya front panas seperti udara yang naik di pegunungan (sumber: www.free-online-private-pilot-ground-school.com) gerimis berlangsung serta karakteristik dari fenomena tersebut sehingga antisipasi dapat dilakukan.
    Untuk melakukan analisis front maka kita harus mengkaji dan memahami lebih dalam mengenai karaketer atau ciri-ciri dari front, hal ini akan sangat membantu kita dalam indentifikasi front dan penentuan wilayah yang akan terkena dampaknya.

    Front Panas (Warm front)
    Front panas terjadi apabila massa udara panas menggilas massa udara dingin. Proses terjadinya front ini seperti udara yang naik di pegunungan sehingga akan terbentuk kabut dan seringkali menimbulkan hujan gerimis berkepanjangan. Awan-awan yang terbentuk pada saat front panas ini adalah awan Cirrus, Cirocumulus, Cirrostratus, Altocumulus, dan Altostratus. Pada saat front panas berlangsung, terjadi hujan gerimis dalam waktu yang lama sekitar 2-3 hari. Pada peta cuaca, posisi permukaan front dingin ditandai dengan garis dengan simbol segitiga yang berwarna biru, yang ditempatkan pada tepi terdepan massa udara dingin. (David Roth, 2006).Proses terjadinya front panas seperti udara yang naik di pegunungan (sumber: www.free-online-private-pilot-ground-school.com).Front panas umumnya bergerak sangat lambat sekitar 10-25 mile/ jam. Front panas mengandung massa udara yang hangat dan memiliki kelembaban yang tinggi. Ketika massa udara terangkat maka udara akan mengalami pendinginan dan kondensasi pun terjadi. Ciri dari terbentuknya front panas adalah adanya awanci rrif o rm danstra ti fo rm, juga adanya kabut. Pada bulan musim panas, awan jenis cumulonimbus akan memiliki peluang untuk tumbuh. Tipe hujan yang mencirikan front ini adalah hujan yang ringan hingga menengah, bentuk hujan tersebut diantaranya adalah sleet, snow, atau drizzle. Terakhir, ketika front panas terbentuk maka tekanan barometer akan turun sampai front selesai tejadi (frontolisis). Pada saat terjadi front ini visibilitas sangatlah buruk. Front panas digambarkan dengan garis merah dan simbol setengah lingkaran. Besarnya slope adalah 1:200 (Lutgens & Tarbuck, 1982).
    Weaer
             Front panas umumnya bergerak sangat lambat sekitar 10-25 mile/ jam. Front panas mengandung massa udara yang hangat dan memiliki kelembaban yang tinggi. Ketika massa udara terangkat maka udara akan mengalami pendinginan dan kondensasi pun terjadi. Ciri dari terbentuknya front panas adalah adanya awanci rrif o rm danstra ti fo rm, juga adanya kabut. Pada bulan musim panas, awan jenis cumulonimbus akan memiliki peluang untuk tumbuh. Tipe hujan yang mencirikan front ini adalah hujan yang ringan hingga menengah, bentuk hujan tersebut diantaranya adalah sleet, snow, ataud rizzl e. Terakhir, ketika front panas terbentuk maka tekanan barometer akan turun sampai front selesai tejadi (frontolisis). Pada saat terjadi front ini visibilitas sangatlah buruk. Front panas digambarkan dengan garis merah dan simbol setengah lingkaran. Besarnya slope adalah 1:200 (Lutgens & Tarbuck, 1982).
    Weather
             Pada front panas, wilayah yang akan menerima hujan sangat ditentukan oleh seberapa jauh kemiringan yang terbentuk dan total uap air yang ada didalamnya. (Paul, 1996). Secara simbolik, front panas diwakilkan oleh garis merah padat dengan titik-titik berbentuk setengah lingkaran yang mengarah ke daerah massa udara dinging atau searaha dengan pergerakan front panas yang menggilas massa udara dingin. Simbol front panas (Sumber : ww2010.atmos.uiuc.edu, 2009)
    Perubahan temperatur secara ekstrim dapat digunakan sebagai indikator untuk menjustifikasi bahwa daerah tersebut merupakan daerah front. Sebagai contoh, jika pada peta suhu permukaan berikut, stasiun yang berada disebelah utara dilaporkan memiliki temperatur 53o F sementara pada jarak yang tidak terlalu jauh dibelakang font suhu udara meningkat 71o F . Perbedaan suhu pada jarak yang dekat seperti ini merupakan indikator yang baik bahwa terdapat front yang berada diantaranya.
    Jika udara hangat menggantikan posisi udara dingin, maka front dapat dianalisis sebagai front hangat. Ciri-ciri umum ini sangat berasosiasi dengan ciri front panas seperti yang telah disebutkan pada tabel diatas.
    Dalam melakukan identifikasi lanjut, ada beberapa parameter yang kita bisa digunakan untuk menentukan front pada suatu wilayah. Diantaranya dengan melihat suhu udara, suhu titik embun dan arah angin pada peta sinoptik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu wilayah diakatakan sebagai front jika terdapat perbedaan suhu yang ekstrim pada jarak yang sangat dekat, suhu titik embun mendekati suhu udara (RH 100% atau lembab), dan adanya angin yang bergerak pada arah yang berlawanan.
             Pada front panas, wilayah yang akan menerima hujan sangat ditentukan oleh seberapa jauh kemiringan yang terbentuk dan total uap air yang ada didalamnya. (Paul, 1996). Secara simbolik, front panas diwakilkan oleh garis merah padat dengan titik-titik berbentuk setengah lingkaran yang mengarah ke daerah massa udara dinging atau searaha dengan pergerakan front panas yang menggilas massa udara dingin. Simbol front panas (Sumber : ww2010.atmos.uiuc.edu, 2009)
    Perubahan temperatur secara ekstrim dapat digunakan sebagai indikator untuk menjustifikasi bahwa daerah tersebut merupakan daerah front. Sebagai contoh, jika pada peta suhu permukaan berikut, stasiun yang berada disebelah utara dilaporkan memiliki temperatur 53o F sementara pada jarak yang tidak terlalu jauh dibelakang font suhu udara meningkat 71o F . Perbedaan suhu pada jarak yang dekat seperti ini merupakan indikator yang baik bahwa terdapat front yang berada diantaranya.
    Jika udara hangat menggantikan posisi udara dingin, maka front dapat dianalisis sebagai front hangat. Ciri-ciri umum ini sangat berasosiasi dengan ciri front panas seperti yang telah disebutkan pada tabel diatas.
    Dalam melakukan identifikasi lanjut, ada beberapa parameter yang kita bisa digunakan untuk menentukan front pada suatu wilayah. Diantaranya dengan melihat suhu udara, suhu titik embun dan arah angin pada peta sinoptik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu wilayah diakatakan sebagai front jika terdapat perbedaan suhu yang ekstrim pada jarak yang sangat dekat, suhu titik embun mendekati suhu udara (RH 100% atau lembab), dan adanya angin yang bergerak pada arah yang berlawanan.

             Pada gambar peta sinoptik di atas, kita bisa menggunakan peta isoplet yang terdiri dari peta isotherm (1), isogon (2), dan isodrotherm (3) untuk menganalisis pada suatu wilayah. Pada peta isoterm terdapat perubahan suhu yang cukup ekstrim antara dua wilayah seperti yang telah dilingkari 53oF dan 71oF. Pada peta arah angin terlihat jelas bahwa arah angin pada front berlawanan arah, dan pada peta isodrotherm suhu antara Td dan T lingkungan memiliki nilai yang hampir sama (jenuh). Selain dengan menggunakan peta-peta tersebut analisis front dapat juga dilakukan dengan menggunakan peta isobarik, pada isboarik yang bentuknya patahan merupakan daerah terjadinya front. Ilustrasi front panas (Source: http://www.atmos.uiuc.edu/earths_atmosphere/airmasses_fronts.html)
    Ketika massa udara panas terangkat sampai pada daerah tekanan rendah, massa udara tersebut mengembang dan mengalami pendinginan. Saat pendinginan, uap air mengalami kondensasi dan menghasilkan awan. Awan pertama yang terbentuk sepanjang slope permukaan massa udara dingin adalah nimbostratus, diikuti oleh altostratus, cirrostratus, dan cirrus.

              Pada gambar peta sinoptik di atas, kita bisa menggunakan peta isoplet yang terdiri dari peta isotherm (1), isogon (2), dan isodrotherm (3) untuk menganalisis pada suatu wilayah. Pada peta isoterm terdapat perubahan suhu yang cukup ekstrim antara dua wilayah seperti yang telah dilingkari 53oF dan 71oF. Pada peta arah angin terlihat jelas bahwa arah angin pada front berlawanan arah, dan pada peta isodrotherm suhu antara Td dan T lingkungan memiliki nilai yang hampir sama (jenuh). Selain dengan menggunakan peta-peta tersebut analisis front dapat juga dilakukan dengan menggunakan peta isobarik, pada isboarik yang bentuknya patahan merupakan daerah terjadinya front. Ilustrasi front panas(Source: http://www.atmos.uiuc.edu/earths_atmosphere/airmasses_fronts.html)
    Ketika massa udara panas terangkat sampai pada daerah tekanan rendah, massa udara tersebut mengembang dan mengalami pendinginan. Saat pendinginan, uap air mengalami kondensasi dan menghasilkan awan. Awan pertama yang terbentuk sepanjang slope permukaan massa udara dingin adalah nimbostratus, diikuti oleh altostratus, cirrostratus, dan cirrus.


    Front Dingin (Cold Front)
            Front dingin adalah massa udara dingin menggilas massa udara panas, dimana massa udara panas akan naik di atas massa udara yang lebih dingin. Front ini menunjukkan suatu wilayah dimana udara yang dingin, kering dan stabil mendorong udara yang hangat, lembab, dan tak stabil (Ahrens 2007). Proses terjadinya front dingin seperti skop membongkar tanah (sumber: www.free-online-private-pilot-ground-school.com.
    Dengan gerakan yang lambat, Awan dan presipitasi biasanya menutupi area di belakang front. Dan ketika udara hangat yang naik tersebut menjadi stabil, awan-awan seperti nimbostratus terbentuk. Sering kali di ujung front dingin terbentuk kabut, hujan deras, atau bahkan kilat (Thunderstorm) (Lutgens 1982). Udara dingin mempunyai densitas lebih besar dibandingkan udara panas (bandingkan dengan kerak samudera yang densitasnya lebih berat dibandingkan kerak benua, maka kerak samudera akan menyusup di bawah kerak benua; persis seperti massa udara dingin menyusup di bawah massa udara panas). Hal yang menarik, “front dingin” ini digambarkan persis simbolnya seperti simbol subduction, yaitu kurva bergerigi. Front dingin biasanya mempunyai kemiringan antara 1:80 dan 1:150 yang artinya zona transisisi tersebut terletak pada ketinggian 1 km di atas tanah, pada jarak antara 80 sampai 150 dari front permukaan. Kemiringan ini cukup tajam sehingga udara bergerak lebih cepat dan mengakibatkan terjadinya hujan badai sangat besar dan sering kali meluas ke belakang ke udara yang dingin pada jarak tertentu. Apabila udara hangat itu relatif tidak stabil dan mengalami pengangkatan yang cukup besar, di zona frontal (transisi) terbentuk suatu deretan awan cumulonimbus sehingga berpotensi terjadinya badai yang dikenal sebagai garis badai atau squall line. Simbol front dingin (Sumber : ww2010.atmos.uiuc.edu, 2009)
    Front dingin dapat bergerak dua kali lebih cepat dan perubahan cuaca yang drastis daripada front panas, udara dingin lebih padat daripada udara hangat dan secara cepat menggantikan keberadaan udara hangat pada lapisan perbatas. Pada peta cuaca, posisi permukaan front dingin ditandai dengan garis dengan simbol segitiga yang berwarna biru, yang ditempatkan pada tepi terdepan massa udara dingin.
    Front dingin terletak pada tepi terdepan dimana suhu udaranya terendah, dimana dalam analisis isotherm akan ditunjukkan sebagai tepi terdepan dari gradien isotherm. Awan-awan yang terbentuk pada saat front dingin adalah awan Cumulonimbus (Cb) dan Cumulus (Cu). Selama front ini berlangsung terjadi hujan badai sangat besar, Guntur, dan kilat selama 2-3 jam.
    Setelah terjadinya front dingin, maka menara yang dibentuk oleh awan cumulus dan cumulonimbus akan perlahan-lahan hilang dan menjadi awan kumlus kecil). Satu fakta penting yang diingat adalah tekanan rendah selalu terjadi ketika front melewati stasiun. Jika kita bergerak menuju front, tekanan akan menurun, dan jika kita menjauh, tekanan meningkat. Front dingin selalu bergerak menuju selatan, tenggara, atau timur. Front ini digambarkan dengan garis biru dan segitiga di sepanjang garis tersebut. (Lutgens & Tarbuck, 1982).

    Front Campuran (Occluded Front)
    Front campuran terjadi apabila dua massa udara dingin bertemu dengan massa udara panas sehingga massa udara dingin akan mengambil alih lokasi massa udara panas. Pada saat front campuran berlangsung, yang mendominasi adalah front dingin, sehingga karakteristiknya mirip dengan front dingin. Front campuran pada umumnya terjadi dimana front dingin bergerak lebih cepat dari front panas. Kadang-kadang dalam sebuah sistem badai front dingin akan "mengejar" front panas. Front campuran yang diwakili oleh pada peta cuaca yang solid ungu dengan alternating triangles dan setengah lingkaran, yang di arah dari gerakan. Gambar 10 : Proses terjadinya front campuran (sumber: www.free-online-private-pilot-ground-school.com). Terdapat dua jenis front campuran di atmosfer dan temperatur udara sangat menentukan front campuran jenis mana yang lebih dominan. Front oklusi dingin terjadi ketika front dingin bergerak cepat dan mengambil alih lokasi front panas dimana udara pada front panas lebih bergerak lambat atau ketika front dingin menyelusup ke bawah front panas. Ketika hal ini terjadi maka udara dingin akan mengganti massa udara hangat di atmosfer. Secara khusus front campuran jenis ini dapat menciptakan sebuah percampuran dari udara yang ditemukan pada kedua front sehingga kondisi udara relatif stabil. 
     
     Cold front occlusion
    Front oklusi panas terjadi ketika udara di depan front panas lebih dingin dari udara front dingin atau dengan kata lain terjadi apabila front dingin naik ke atas front panas. Ketika kasus ini terjadi maka front dingin akan naik dan terus naik ke atas front panas. Ketika udara ini terangkat oleh front panas maka kondisi atmosfer yang terbentuk adalah tidak stabil, cuaca akan lebih berat dibandingkan dengan front oklusi dingin, diikuti oleh terjadinya badai besar, hujan dan kabut.

    Front Stasioner (Stationary Front)
    Ada kalanya suatu front tidak cukup kuat untuk mendorong front lainnya, sehingga udara menjadi tidak bergerak. Kondisi ini dinamakan front stasioner atau front quasi stationer (Ahrens, 2007). Front quasi stationer dapat terjadi apabila ada dua massa udara yang bertemu, baik dingin maupun panas, tetapi masing-masing dari massa udara tersebut tidak cukup kuat untuk mendesak satu dengan yang lainnya sehingga tidak jelas mana yang mendominasi.
    Suatu daerah dapat dikatakan mengalami front quasi stationer apabila tidak terjadi perubahan selama rentang beberapa lama. Hal ini bersifat subjektif, karena tergantung dari pengamat yang melakukan penelitian di lapangan. Pergerakan dari front quasi stationer ini hanya berkisar pada 5 knot.
    Kondisi cuaca di sepanjang front stasioner ini umumnya cerah atau sedikit berawan, dengan udara yang jauh lebih dingin disalah satu sisi. Hal ini disebabkan karena kedua massa udara relatif kering dan tanpa presipitasi. Tetapi front tersebut tak berlangsung lama. Jika udara yang lebih hangat mulai bergerak dan mendorong udara dingin, front tak lagi dalam kondisi stasioner. Kondisinya akan berubah menjadi front panas. Begitu pula ketika udara yang lebih dingin mendapat daya dorong yang lebih kuat, maka kondisi akan berubah menjadi front dingin dan udara hangat tersebut akan

    Sumber: Meteorologi Tropis PROF. DR. Paulus, Wikipedia, Google, http://www.jeffsweather.com

    1 komentar:

    Unknown mengatakan...

    makasih infonya :D

    Posting Komentar

    KUMPULAN LINK PHENOMENA CUACA DAN IKLIM
    MANUSIA DAPAT DIHANCURKAN, MANUSIA DAPAT DIMATIKAN TETAPI MANUSIA TIDAK DAPAT DIKALAHKAN SELAMA MANUSIA ITU MASIH SETIA KEPADA DIRINYA SENDIRI