Pengertian El Nino
Teman- teman ini ada sedikit materi Elnino semoga dapat sedikit membantu kita semua dalam memulai belajar elnino pada perkuliahan semester ini.....Monggo di baca......
Label: El Nino
Label: El Nino
(Sumber : http://www.acmecompany.com/)
Definisi El Niño berbeda-beda dan belum ada konsesus sampai sekarang. Hal ini disebabkan perbedaan cara pandang para ahli dalam memahami El Niño.El Nino/ENSO merupakan anomali lautan-atmosfer skala global, yang aktifitasnya berhubungan dengan melemahnya Sirkulasi Walker. Diawali dengan meningkatnya suhu permukaan laut diatas normalnya dikawasan lautan pasifik tropis bagian timur dan tengah. Akibatnya terjadi penguapan yang sangat besar dan timbul golakan yang sangat kuat, sehingga massa udara dari wilayah pasifik barat termasuk Indonesia berpindah ke kawasan pasifik timur dan tengah.
El Niño (dibaca <El Ninyo>) adalah kondisi abnormal iklim di mana suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru lebih tinggi dari rata-rata normalnya.Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember.Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun. Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal. Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño Southern Oscillation (ENSO). Dan La Nina berarti “anak perempuan”. El Niño and La Niña di lautan Pasifik bertiup angin timur yaitu hembusan angin timur ke barat yang meniup air laut hangat jauh dari lautan bagian timur - sebelah Peru dan Chile - menuju ke barat lautan Pasifik, mengarah pantai Australia dan kepulauan Filipina.
Berbeda dengan El Nino, La Nina lebih kepada keadaan suhu yang lebih dingin, biasanya terjadi di Pasifik Tengah dan Timur - lebih dingin dari keadaan biasa yang membawa Arus Humbolt membawa air dingin ke kawasan Pasifik ini. Disaat La Nina, angin timur bertambah kuat dan suhu menjadi dingin sepanjang pantai barat benua Amerika Selatan. Sepanjang waktu ini, suhu air laut sepanjang Khatulistiwa sekitar 14 derajat Celsius.Masa tahun-tahun La Nina, suhu meningkat di Asia Tenggara dan Australia - berlawanan dengan tahun-tahun El Nino.Sistem putaran keadaan suhu panas (El Nino), normal dan dingin (La Nina) hal ini berlaku setiap tiga hingga empat tahun.
El Niño dan La Niña adalah kondisi iklim semula jadi yang dikenali sebagai Putaran Selatan El-Nino (El Nino-Southern Oscillation - ENSO). Fenomena lautan-atmosfera ini merujuk kepada perubahan besar kepada suhu permukaan laut merintangi timur pasifik tropika.
El-Nino adalah kondisi abnormal iklim dimana penampakan suhu permukaan laut Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah (dipantai Barat Ekuador dan Peru) lebih tinggi dari rata-rata normalnya.Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari utara ke selatan antar Pelabuhan Paita dan Pacasmayo. Padahal biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin kerena naiknya massa air di bawah permukaan air laut ke permukaan air laut (upwelling). Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.
El-Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di serkitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El-Nino tidak dapat dilihat.
El-Nino sering disebut fase panas (warm event) di samudera pasifik ekuatorial bagian tengah dan timur. El-Nino diindikasikan dengan beda tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin atau yang disebut Osilasi Selatan. Disebut demikian karena keduanya terletak di belahan bumi bagian selatan. El-Nino ditandai dengan indeks osilasi/Southern Oscillation Index (SOI) negatif, artinya tekanan atmosfer Tahiti lebih rendah dari pada tekanan diatas darwin.
Ketika terjadi El-Nino angin pasat timuran melemah. Angin berbalik ke barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke barat.Hal ini menyebabkan peruabahan pola cuaca.Daerah potensi hujan meliputi wilayah perairan pasifik tengah, pasifik timur, dan amerika tengah. Selain itu air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang pantai selatan amerika dan pasifik timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah pasifik tengah, pasifik timur menjadi sehangat pasifik barat.
El nino juga merupakan kondisi yang muncul akibat adanya interaksi antara atmosfer dengan samudera di bawah pengaruh kontrol matahari. Suhu muka laut di sekitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El nino tidak dapata terlihat. Saat terjadi El nino Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca.Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah. Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.
Indikator El Nino/ENSO
Untuk mengetahui terjadinya El Nino/ENSO, ada beberapa indikator sebagai parameter fisis Oseanografi dan Meteorologi. antara lain sebagai berikut :
1. Anomali Suhu Muka Laut
Anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur berada di atas normal. Keadaan ini secara spasial akan menghasilkan kontur-kontur panas. Sementara itu, suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia dan sekitarnya berada di bawah normal. Suhu muka laut ini merupakan parameter yang utama dalam usaha mengenali kondisi El Nino/ENSO. Intensitas El Nino/ENSO didasarkan
pada anomali suhu muka laut sebagai berikut :
Anomali SML (ºC) | Intensitas El Nino |
>4 | Sangat kuat |
3-4 | Kuat |
2-3 | Lemah |
1-2 | Sangat lemah |
2.Indeks Osilasi Selatan
Indeks ini dihitung dari fluktuasi bulanan perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan Darwin, harga negatif yang terus menerus dari IOS diidentifikasikan sebagai episode El Nino, artinya tekanan udara permukaan laut di Samudera Pasifik India( diwakili Darwin) lebih besar dari pada tekanan udara permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan Timur (diwakili Tahiti). Secara matematis oleh Badan Meteorologi Australia nilai IOS dihitung dengan menggunakan rumus :
PA (Tahiti) – PA (Darwin)
SOI = 10 ----------------------------------
SD ( pdiff )
Dimana :
PA ( Tahiti ) = Rata-rata tekanan udara bulanan di Tahiti;
PA ( Darwin ) = Rata-rata tekanan udara bulanan di Darwin;
SD (pdiff) = Standart deviasi dari pdiff pada bulan yang dimaksudkan;
Pdiff = Perbedaan tekanan udara antara Tahiti dengan Darwin
3. Anomali Angin Passat
Rotasi bumi yang menimbulkan gaya Corioli yang membelokkan aliran udara dari tekanan tinggi subtropis menuju kawasan khatulistiwa, pembelokan tersebut menimbulkan aliran udara yang terus menerus dari arah timur laut di BBU dan arah Tenggara di BBS, sistem angin ini disebut angin passat. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tahun El Nino atau bukan, maka anomali angin passat di atas Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur sangat perlu untuk diperhatikan. Dimana tahun El Nino/ENSO ditandai oleh harga negatif dari anomali angin passat, yaitu angin passat dalam kondisi yang lemah.
4. Elevasi Permukaan Laut
Pada saat El Nino/ENSO terjadi, elevasi muka laut di Samudera Pasifik tropis sebelah timur lebih tinggi dari baratnya. Dalam keadaan normal, elevasi muka laut di bagian barat Samudera Pasifik tropis lebih tinggi dari bagian timur, karena angin passat timuran yang bertiup dari arah timur kearah barat sepanjang tahun mengakibatkan arus muka laut di perairan tropis bergerak ke arah barat. Sementara saat El Nino/ENSO angin passat melemah sehingga keadaan menjadi kebalikannya, dimana elevasi muka laut di Samudera Pasifik tropis bagian timur dan tengah lebih tinggi.
5. Arus Lintas Indonesia
Arus Lintas Indonesia merupakan arus laut yang mengalir dari bagian barat Samudera Pasifik ke bagian timur laut Samudera India sekitar tropis melalui perairan Indonesia, dan timbulnya karena adanya gradien elevasi muka laut di kedua sisi samudera. Pada saat El Nino/ENSO terjadi, gradien elevasi muka laut berkurang di perairan Indonesia, kondisi ini mengakibatkan melemahnya aliran arus lintas Indonesia.
6. Komponen Angin Zonal
Karena pada saat El Nino/ENSO sirkulasi Walker berbalik arah yaitu dari angin timuran menjadi angin baratan, maka komponen angin zonal di dominasi angin baratan.
Sirkulasi Walker
Sirkulasi Walker merupakan sirkulasi zonal (arah timur–barat) yang terdapat dikawasan Pasifik tropis. Dimana pada saat sirkulasi ini aktif, maka komponen angin zonal paras bawah akan didominasi oleh angin timuran dan lapisan atasnya akan didominasi oleh angin baratan.
Massa udara dari kawasan Pasifik tropis bagian timur dan tengah bergerakmenuju wilayah di sekitar Indonesia (komponen angin zonal bergerak dari timur ke barat). Sehingga di atas wilayah Indonesia terdapat golakan yang sangat kuat serta curah hujan yang besar pada saat sirkulasi Walker aktif, sedangkan dikawasan Pasifik tropis bagian timur dan tengah akan terjadi gerakan udara turun (subsident) dan uap air di atmosfer menjadi berkurang, sehingga curah hujan akan kecil. Demikian pula sebaliknya, saat El Nino/ENSO terjadi. Sirkulasi Walker lemah, artinya sirkulasi akan berbalik arah dari normalnya, dimana komponen angin zonal paras bawah akan didominasi oleh angin baratan dan pada lapisan atasnya akan didominasi oleh angin timuran. Kawasan Pasifik tropis bagian timur dan tengah menjadi pusat pertemuan massa udara dan penguapan yang terjadi cukup tinggi, sehingga pembentukan awan menjadi besar. Kandungan uap air yang tinggi di udara dan golakan yang kuat akan memicu hujan yang besar. Sebaliknya curah hujan di Indonesia akan menjadi kecil.
Proses Terjadinya El Nino
Label: El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”.Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan meluas hingga perairan Peru.Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal dengan upwelling.Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton dan ikan.Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.
Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis.Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
- Perbedaan temperatur lautan di arah Timur – Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat – tempat tersebut.
- Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat. Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.
Dalam penjelasan mengenai sistem sirkulasi udara pada wilayah Pacific tropik, Garbell (1947) menyatakan bahwa selama musim solstis selatan (2 September – 21 Maret), pergeseran ke arah selatan dari front intertropikal diikuti oleh adanya aliran ke arah selatan dari aliran balik ekuatorial (equatorial countercurrent) melalui ekuator sambil membawa udara hangat dan curah hujan ke wilayah pantai barat benua Amerika antara 3 o – 7o lintang selatan yang pada keadaan normal biasanya sejuk dan kering. Arus hangat yang mulai terjadinyai pada akhir waktu Natal inilah yang disebut sebagai El Niño (de Cristo). Fenomeno El Niño terjadi dengan interval waktu yang tidak teratur. Fenomena ini merupakan suatu variabilitas alami iklim yang menimbulkan suatu keadaan peningkatan yang nyata pada kelembaban dan ketidakstabilan udara dan pemunculan permukaan perairan yang hangat dari utara yang menyebabkan kerusakan yang parah sepanjang pantai Peru.
Para nelayan di perairan Pasifik lepas pantai Peru dan Ekuador telah berabad-abad mengetahui fenomena yang dikenal sebagai El Niño. Setiap tiga sampai tujuh tahun antara bulan Desember dan Januari, ikan-ikan pada perairan lepas pantai di kedua negara tersebut menghilang, yang mengganggu secara nyata kegiatan perikanan.Selama kejadian El Niño, hubungan fisik antara angin, arus laut, suhu perairan laut dan suhu atmosfer, dan biosfer mengalami suatu keadaan yang terganggu; membentuk suatu pola cuaca yang menyimpang dari keadaan cuaca pada kondisi normal (NASA/EOS 1999).
Bjerknes(1969) mengemukakan tentang proses terjadinya El Nino/ENSO, yaitu pada saat sirkulasi Hadley di pasifik kuat maka sirkulasi Walker juga aktif, sehingga sirkulasi arus naik ke permukaan laut (Up Welling) menjadi bertambah karena suhu permukaan laut yang lebih rendah dari biasanya. Akibat suhu permukaan laut yang rendah gerakan udara naik menjadi berkurang (arus konveksi terhambat) sehingga sirkulasi Hadley dan sirkulasi Walker menjadi kurang aktif. Keadaan ini menyebabkan Up Welling berkurang, suhu permukaan laut menjadi hangat lagi dan konveksi aktif kembali. Sirkulasi Hadley dan sirkualsi Walker akan ikut aktif, demikian seterusnya sehingga siklus tersebut berulang kembali.
Tahap perkembangan El Nino/ENSO
Gejala El Nino merupakan interaksi fisika lautan-atmosfer, Anomali cuaca El Nino dikatakan aktif jika harga indeks osilasi selatan (IOS) bernilai negatif. El Nino yang diikuti dengan tercapainya nilai IOS sebesar negatif 10 atau lebih kecil disebut ENSO(El Nino Southern Oscillation). Jadi ENSO merupakan gejala lautan (Suhu permukaan Laut) – Atmosfer (perbedaan tekanan yang dinyatakan dalam nilai IOS).
Menurut Rasmusson dan Carpenter (1982), urutan perkembangan El Nino hingga mencapai kondisi ENSO dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Tahap permulaan.
Pada tahap ini di wilayah Indonesia dan Samudera Hindia sekitar Pasifik barat tekanan udara turun hingga dibawah normalnya, suhu permukaan laut naik dan elevasinya bertambah tinggi. Di kawasan Pasifik timur terjadi sebaliknya, dimana tekanan udara menjadi tinggi (ITCZ), yang merupakan bidang pertemuan passat timur laut dan passat tenggara. Komponen angin timuran tampak menguat di sepanjang pasifik tropis barat.
b. Tahap tumbuh.
Pada akhir tahun sebelum El Nino/ENSO, tekanan udara di pasifik tropis timur biasanya mulai turun dan di pasifik barat bergerak naik, sementara suhu permukaan laut di Indonesia menurun dan di sepanjang pantai Amerika selatan bagian barat merayap naik. Akibatnya curah hujan di Indonesia berkurang, sedangkan kepulauan di pasifik tengah yang biasanya kering, mendapat hujan yang bertambah besar. Angin timuran di pasifik barat melemah, sebaliknya angin baratan di samudera Hindia bagian timur bertambah.
c. Tahap masak
El Niño dan La Niña (bahasa Spanyol; baca: dan ) adalah kondisi abnormal iklim di mana suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru lebih tinggi dari rata-rata normalnya. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang terkadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember.Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun. Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal; sedangkan La Niña berarti “gadis kecil”. Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño Southern Oscillation (ENSO).
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur.Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia.Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna.
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur.Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia.Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna.
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan akhir-akhir ini muncul peristiwa el nino & la nina? bagaimana aspek geografi, cuaca, kelautan.
Mendeteksi El Nino
Mendeteksi El Nino
El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diperkirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat dua parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :
- SOI (Indeks Osilasi Selatan)
- Suhu Muka Laut (SST)
- Konveksi Yang Terjadi Di Laut
Berbeda dengan konduksi, konveksi merupakan suatu cara perpindahan energi yang sangat efektif di dalam atmosfer dan dilautan. Konveksi terdiri dari transfer energi melalui pergerakan cairan atau gas. Dalam pengetahuan tentang atmosfer, istilah adveksi digunakan untuk menunjukkan gerakan transfer horizontal sedangkan konveksi digunakan untuk transfer melalui pergerakan-pergerakan di udara vertikal.Contoh adveksi adalah angin panas dari arah selatan di amerika serikat sebelah utara, sedangkan pergerakan udara panas yang naik ke atas pada hari terik adalah suatu contoh konveksi.Di lautan, arus ke arah utara di teluk meksiko yang sejajar dengan garis pantai tenggara amerika serikat, adalah adveksi arah utara melalui pergerakan air laut.
Selain itu ada pula mengenai arus konveksi, dimana arus ini bergerak mendorong aliran material yang diakibatkan perbedaan tekanan, arah arus konveksi berupa siklus putaran. Seperti pada proses pemanasan air panas dalam bejana, dimana air yang ada di bawah akan didorong ke atas, kesamping kemudian kembali lagi ke bawah.
El Nino merupakan fenomena global. Pada saat tahun El Nino laut panas di Pasific bergeser ke timur menjauh dari daerah Indonesia, sehingga laut di Indonesia relatif lebih dingin, dan pembentukan awan hujan berkurang, sehingga di daerah Indonesia hujanya berkurang. Demikian juga arah angin yang membawa uap air lebih kuat bertiup ke arah timur menjauhi Indonesia dan menyebabkan konveksi kuat di Pasific yang menyebabkan banyak hujan di laut Pasifik.
Suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik ekuator tengah (wilayah ini disebut Nino 3,4), sejak pertengahan Juni 2009 telah menunjukkan terjadinya peningkatan melebihi 0,5 derajat Celsius. Pada awal Juli 2009, suhu bahkan telah merangkak melebihi angka 0,8 derajat Celsius. Keadaan semacam ini digolongkan sebagai El Nino lemah (Consensus of Strong El Nino NOAA, Amerika Serikat, 2007).Peningkatan suhu di Samudra Pasifik yang melebihi kondisi normal ini berakibat pada pelemahan sirkulasi Walker.Sirkulasi Walker adalah sirkulasi angin zonal (sejajar lintang) timur-barat yang terjadi dari Samudra Pasifik Timur menuju Pasifik Barat (dekat wilayah Indonesia).Pada keadaan normal, berembus angin dari timur (Pasifik) ke barat (Indonesia). Angin yang berembus dari Pasifik ini membawa banyak uap air sehingga bila telah sampai di wilayah Indonesia maka angin tersebut akan bergerak naik (terjadi konveksi) sehingga terbentuklah awan dan hujan.
Namun, apabila terjadi El Nino, angin timur yang dihasilkan oleh sirkulasi Walker dari Samudra Pasifik menuju Indonesia akan melemah. Pelemahan angin timur ini akan menghentikan terjadinya konveksi di atas Indonesia, sebaliknya konveksi yang berlebihan terjadi di wilayah Pasifik. Tidak adanya konveksi di wilayah Indonesia akan berefek pada kekeringan yang berlebihan pada musim kemarau tahun ini.
2. Kondisi Normal
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
Pada kondisi netral :
- Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
- Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara
Kondisi El Nino
Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia.Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.
Ketika terjadi El Nino :
- Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.
Intensitas El Nino
Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya. Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :
El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
El Nino kuat(Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator >1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
Dampak El-Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena El-Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah indonesia berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El-Nino tersebut.Namun, karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino.
El-Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia.Kekeringan dan kebakaran hutan terparah terjadi pada tahun 1977. Kebakaran tersebut menimbulkan polusi udara yang menyebar hingga ke negara-negara tetangga seperti malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand.
Kejadian El Nino/ENSO mencapai puncaknya, ketika di wilayah pantai Amerika selatan terjadi anomali kenaikan suhu laut sekitar pertengahan tahun. Penyimpangan suhu muka laut hangat ini meluas kearah barat sepanjang ekuator. Tekanan udara di Indonesia menjadi di atas normal, sedangkan di pasifik timur berada dibawah normal. Sementara curah hujan, suhu dan elevasi permukaan laut di wilayah Indonesia – Australia rendah dan angin timuran khatulistiwa di atas pasifik barat digantikan oleh angin baratan. Curah hujan di pasifik tropis bagian tengah dan timur menjadi tinggi. Hal ini disebabkan adanya konveksi kuat dipadu dengan penguapan yang tinggi di daerah medan hujan pasifik tropis. Monsun panas india kering dan monsun timur laut di indonesia-australia, yang biasanya mulai berlangsung sekitar bulan November menjadi terlambat.
Pada awal tahun berikutnya akan kembali normal dengan cepat. Hal ini dilihat adanya penyimpangan suhu muka laut yang menjadi positif dan curah hujan yang meningkat di wilayah Indonesia, serta angin timuran di atas Pasifik barat yang semakin menguat. Di pantai Amerika selatan suhu muka laut menurun dan penyimpangan berbalik menjalar menjauhi pantai. Sementara penyimpangan positif suhu muka laut yang berkembang di Pasifik tropis tengah biasanya melemah dengan lebih lambat.
Sumber: banyak sekali dari google
5 komentar:
el nino & la nina,,,dapat diprediksi ??
kira2 indonesia tiap tahun pasti terjadi gak???
dapat diprediksi sesuai data,,,,liat aja data di web prakiraan elnino dan lanina di bmkg.go.id dsana ada data dari bom,noaa dsb,,,,,ada referensi prakiraan dr berbagai negara...salah satunya di indonesia..
untuk sekarang lanina sedang mlanda indonesia..elnino/enso biasanya terjdi pd bulan april-juni, max pada bulan des-febr, 9-12 bln,, biasanya periode ulng 2-7 tahun.....heeeeeee sementara tu dlu,,,klo ada yg belom jlas mhon di diskusikan lgi.......
Nice gan....!!!!
D makassar skarang ini hujan terus, apakh ini termsuk dampak dari La Nina?
kalo kitaa telaah lebih dalam lagi,,,untuk sekarang ini seluruh wilayah indonesia ikut terkena imbasnya oleh sebab itu hujan yg berkepanjangan terjadi di indonesia,,,karena adanya lanina yang lumayanlah gan... intensitASnya dari sedang sampai kuat.. yang terjadi dipsifik sono,dan selain itu perlu kita liat lagi faktor2 lokalnya,trus faktor dalm skala regional dan globalnya jg gan... yang mempengaruhi cuaca di makasar....ini pendukungnya kunjungi aja gan
www.bmkg.go.id: domwlod aje lanina nya gan
http://www.bom.gov.au/climate/enso/
makasih bang,
lumayan ni buat persiapan OSN.
sekali lagi makasih :)
Posting Komentar